Kajian Pemanfaatan Bunga Melati Dalam Pengembangan Minuman Herbal Bunga Telang (Clitoria Ternatea L)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Bunga telang adalah jenis bunga yang tumbuh di Indonesia dan memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan karena kaya akan kandungan antosianin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bunga telang dengan konsentrasi penambahan bunga Melati. Jenis Penelitian ini bersifat eksperimen atau percobaan (experiment research)
menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu: 1 perlakuan kontrol (tidak ditambahkan bunga melati), 2 perlakuan A (konsentrasi bunga melati 25% dari Penambahan bunga telang 200g), 3 perlakuan B (konsentrasi bunga melati 30% dari penamabahan bunga telang 200g) dengan 3 kali ulangan. Teknik analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, kadar polifenol, aktivitas antioksidan yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan bunga melati 30% dengan persentase rata-rata yaitu 9.16 pada kadar air, pada kadar polifenol 14.18, aktivitas antioksidan 16.96 untuk hasil penelitian menunjukkan bahwa antosianin memiliki nilai tertinggi yaitu pada perlakuan kontrol 0% (tanpa adanya penambahan bunga melati) dengan persentase rata-rata yaitu 35.51 dan berdasarkan uji organoleptik, warna bubuk teh herbal bunga telang terbaik adalah perlakuan penambahan 30% dengan nilai rata-rata yaitu 3.65, sedangkan warna setelah diseduh dengan nilai rata-rata 3.63, rasa terbaik adalah perlakuan penambahan bunga melati 30% dengan nilai rata-rata yaitu 3.46. Aroma bubuk teh herbal bunga telang terbaik adalah perlakuan penambahan bunga melati 30% dengan nilai rata- rata yaitu 3.76, sedangkan Aroma setelah dsieduh dengan nilai rata-rata 3.73. Tekstur bubuk teh herbal bunga telang terbaik adalah perlakuan penambahan bunga melati 30% dengan nilai rata-rata yaitu 3.72.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Referensi
Anggoro, M. Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anggriani, L. (2019) ‘Potensi ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea) sebagai pewarna alami lokal pada berbagai industri pangan’, Canrea Journal, 2(2), pp. 32–37.
Arifan, F., S. Winarni, G. Handoyo, A. Nurdiana, A.N. Rahma and S. Risdiyanti. (2018). An analysis of antioxidants, organoleptics and hedonics with variations of boiling time in Jasmine tea and Jasmine root tea a study on Kaliprau, Pemalang. The 7th International Seminar on New Paradigm and Innovation on Natural science and Its Application, Semarang: 17 Oktober 2017.
Ikhwan Ali, Hartati.S., Hasanah.U., Lestari.M., Pasaribu.H. (2022). Pemanfaatan The Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Minuman Kesehatan dan Meningkatkan UMKM di Masa Pandemi Covid 19 kepada Masyarakat di Desa Simonis Kecamatan Aek Natas. Universitas Negeri Sumatera Utara Medan.
Kunhachan, P., C. Banchonglikitkul, T. Kajsongkram, A. Khayungarnnawee and W. Leelamanit. (2012). Chemical composition, toxicity, and vasodilatation effect of the flowers extract of Jasminum sambac (L.) Ait. “G. Duke of Tuscany”. Journal of Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2012(4):1-7.
Martini, Ni Ketut.A., Ekawati, Gusti.A., iIna, Putu.T. (2020). Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Bunga Telang (Clitoria ternatea L). Jurnal Itepa 9 (3): 327-340.
Ray, H., N. Bhattacharyya, A. Ghosh, B. Tudu, R. Bandyopadhyay, A. Ghosh, S. Parua, and S. Majumdar. (2016). Identification of optimum blossoming stage of Jasminum sambac Ait. flowers for concrete extraction using electronic nose. National Academy of Agriculture Science. 33(2):579-589.
Suyanti; S. Prabawati, dan Sjaifullah. 2003. Sifat Fisik dan Komponen KimiaBunga Melati Jasminum officinale. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Jakarta. Buletin Plasma Nutfah 9(2):19-22
Tahir, M.M., Zainal and Darma. (2017). Aktivitas antioksidan dan karakteristik organoleptik minuman daun sukun (Artocarpus Altilis) dengan penambahan bunga melati (Jasminum sambac Ait.). Journal of Agritech Science. 1(2):1-11.